Polarisabilitas
Dalam kesempatan kali ini saya
akan membahas mengenai polarisabilitas. Secara umum polarisabilitas yaitu kemudahan suatu molekul untuk
membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul. Untuk itu,
polarisabilitas ini sangat erat kaitannya dengan gaya van der Waals. Konsepnya gaya
tarik menarik antar molekul ini digunakan untuk menurunkan persamaan zat-zat
yang berada dalam fase gas. Gaya ini terjadi karena adanya gaya tarik menarik
antara inti atom dengan elektron atom lain yang disebut gaya tarik menarik
elektrostatis (gaya coulomb) yang umumnya terdapat pada senyawa polar. Pada
molekul non polar gaya Van Der Waals timbul karena adanya dipol-dipol sesaat atau
gaya London.
Interaksi ion-dipol (molekul polar). Terjadi
interaksi/tarik menarik antara ion dengan molekul polar (dipol) yang relative
cukup kuat. Interaksi dipol-dipol merupakan interaksi antara sesama molekul
polar (dipol) yang terjadi antara ekor dan kepala dari molekul itu sendiri. Interaksi ion-dipol
terinduksi merupakan interaksi ion dengan dipol
terinduksi. Dipol terinduksi merupakan molekul netral dan menjadi dipol akibat
induksi partikel bermuatan yang berada di dekatnya. Ikatan ini relatif lemah
karena kepolaran molekul terinduksi relatif kecil daripada dipol permanen. Interaksi dipol-dipol terinduksi Molekul dipol dapat membuat molekul netral
lain yang bersifat dipol terinduksi sehingga terjadi interaksi dipol-dipol
terinduksi dan ikatannya relatif lemah sehingga prosesnya berlangsung secara
lambat.Antar aksi dipol terinduksi-dipol terinduksi (gaya london).
Kaitan antara gaya van der Waals dan
polarisabilitas yaitu apabila polarisabilitas tinggi maka berat molekul (BM)
juga semakin tinggi dan panjang ikatannya semakin besar dan titik didih serta
titik cairnya juga semakin besar. Pada interaksi disperse meningkat dengan
sifat polarisabilitas antara kedua molekul. Polarisabilitas ini seperti yang
telah diketahui yaitu kemudahan suatu senyawa untuk membentuk senyawa polar. Senyawa
polar ini memiliki beda pusat muatan positif dan negative. Senyawa tak
bercabang lebih mudah membentuk senyawa polar, karena beda pusat muatan positif
dan negative relative jauh sehingga kepolarannya lebih stabil.
Polarisabilitas ini berkaitan juga
dengan Mr dan bentuk molekul seperti yang telah dijelaskan diatas. Semakin besar
Mr maka semakin mudah mengalami polarisasi dan semakin kuat pula gaya London. Contohnya
antara molekul He = 4 (4 K) dan Rn = 222 (221 K). molekul yang memanjang lebih
mudah mengalami polarisasi disbanding molekul yang membulat, kompak, dan
simetris. Contohnya n-pentana (36,1oC) dan neo pentane (9,5oC).
Zat-zat yang molekulnya bertarikan hanya berdasarkan gaya London, mempunyai
titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan Mr relative sama.